Thursday, October 9, 2008

pemuda teladan....



Dikala Umar ibnu Khatthab ra, memangku jabatan sebagai khalifah kedatangan beberapa orang pendeta Yahudi.
Pendeta Yahudi; "Hai Khalifah Umar, anda adalah pemegang kekuasaan sesudah Muhammad dan sahabatnya, Abu Bakar. Kami hendak menanyakan beberapa masalah penting kepada anda. jika anda dapat memberi jawaban kepada kami, barulah kami mau mengerti bahwa Islam merupakan agama yang benar dan Muhammad benar2 seorang nabi. Sebaliknya, jika anda tidak dapat memberi jawaban, berarti bahwa agama Islam itu batil dan Muhammad bukan seorang nabi....
Khalifah Umar; "Silahkan bertanya tentang apa saja yang kalian inginkan!"
Pendeta Yahudi; "Jelaskan kepada kami tentang induk kunci mengancing langit, apakah itu? Terangkan kepada kami tentang adanya sebuah kuburan yang berjalan bersama penghuninya, apakah itu? Tunjukkan kepada kami tentang suatu mahluk yang dapat memberi peringatan kepada bangsanya, tetapi ia bukan manusia dan bukan jin? Terangkan kepada kami tentang lima jenis mahluk yang dapat berjalan dipermukaan bumi, tetapi mahluk2 itu tidak dilahirkan dari kandungan ibu atau induknya? Beritahukan kepada kami apa yang dikatakan oleh burung puyuh disaat ia sedang berkicau? Apakah yang dikatakan oleh ayam jantan dikala ia sedang berkokok? Apakah yang dikatakan oleh kuda disaat ia sedang meringkik? Apakah yang dikatakan oleh katak diwaktu ia sedang bersuara? Apakah yang dikatakan oleh keledai disaat ia sedang meringkik? Apakah yang dikatakan oleh burung pipit pada waktu ia sedang berkicau?
Khalifah Umar; "Bagi Umar, jika ia menjawab tidak tahu atas pertanyaan2 yang memang tidak diketahui jawabannya, itu bukan suatu hal yang memalukan!"
Mendengar jawaban jawaban Khalifah Umar seperti itu, pendeta2 Yahudi yang bertanya berdiri melonjak2 kegirangan.
Pendeta Yahudi; "Sekarang kami bersaksi bahwa Muhammad memang bukan seorang nabi , dan agama Islam itu adalah batil!"
Salman al_Farisi yang saat itu hadir, segera bangkit dan berkata kepada pendeta2 Yahudi itu; "Kalian tunggu sebentar!" Ia cepat2 pergi kerumah Ali bin Abi Thalib. Setelah bertemu, Salman berkata; "Ya Abal Hasan, selamatkanlah agama Islam!"
Ali bin Abi Thalib; "Mengapa?"
Salman kemudian menceritakan apa yang dihadapi oleh Khalifah Umar ibnu Khatthab. Ali bin Abi Thalib segera saja berangkat menuju kerumah Khalifah Umar, berjalan lenggang memakai burdah peninggalan Rasulullah saw. Ketika Khalifah Umar melihat Ali, ia bangun dari tempat duduknya lalu buru2 memeluk Ali, sambil berkata; "Ya Abal Hasan, tiap ada kesulitan besar, engkau selalu kupanggil!"
Ali bin Abi Thalib; "Silahkan kalian bertanya tentang apa saja yang kalian inginkan. Rasulullah saw sudah mengajarku seribu macam ilmu, dan tiap jenis dari ilmu2 itu mempunyai seribu cabang ilmu." Kemudian para pendeta mengulang kembali pertanyaannya. "Aku ingin mengajukan suatu syarat kepada kalian, yaitu jika ternyata aku nanti sudah menjawab pertanyaan2 kalian sesuai dengan yang ada didalam Taurat, kalian supaya sedia memeluk agama kami dan beriman!"
"Ya baik", jawab mereka.
Ali bin Abi Thalib; "Induk kunci adalah syirik kepada Allah. Sebab hamba Allah, baik pria maupun wanita jika ia bersyirik kepada Allah, amalnya tidak akan dapat naik sampai kehadhirat Allah."
Pendeta Yahudi; "Anak kunci apakah yang dapat membuka pintu2 langit?"
Ali bin Abi Thalib; "Anak kunci itu ialah kesaksian(syahadat) bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah. Kuburan itu ialah ikan hiu(hut) yang menelan Nabi Yunus putera Matta, dan dibawa keliling 7 samudera. Mahluk itu adalah semut Nabi Sulaiman putera Nabi Dawud as, semut itu berkata kepada kaumnya; 'Hai para semut, masuklah kedalam tempat kediaman kalian, agar tidak diinjak2 leh Sulaiman dan pasukannya dalam keadaan mereka tidak sadar'. Lima mahluk itu adalah 1) Adam, 2) Hawa 3) Unta Nabi Shaleh, 4) Domba Nabi Ibrahim, 5) Tongkat Nabi Musa."
Dua pendeta Yahudi setelah mendengar jawaban Ali, segera bersyahadat.
Pendeta Yahudi; "Hai Ali, hati teman2ku sudah dihinggapi oleh sesuatu yang sama seperti iman dan keyakinan mengenai benarnya agama Islam. Sekarang masih ada satu hal lagi yang ingin kutanyakan kepada anda."
Ali bin Abi Thalib; "Tanyakanlah apa saja yang kau inginkan!"
Pendeta Yahudi; "Coba terangkan kepadaku tentang sejumlah orang yang pada zaman dahulu sudah mati selama 309 tahun, kemudian dihidupkan kembali oleh Allah. Bagaimana hikayat tentang mereka itu?"
Ali bin Abi Thalib; "Hai pendeta Yahudi, mereka itu ialah para penghuni gua. Hikayat tentang mereka itu sudah dikisahkan oleh Allah kepada Rasul-Nya. Jika engkau mau, akan kubacakan kisah mereka itu."
Pendeta Yahudi; "Aku sudah banyak mendengar tentang Quran kalian itu, jika engkau memang benar2 tahu, coba sebutkan nama2 mereka, nama ayah2 mereka, nama kota mereka, nama raja mereka, nama anjing mereka, nama gunung serta gua mereka, dan semua kisah mereka dari awal sampai akhir!"
Ali pun membetulkan duduknya, menekuk lutut kedepan perut, lalu ditopangnya dengan burdah yang diikatkan kepinggang.
Ali bin Abi Thalib; "Hai saudara Yahudi, Muhammad saw kekasihku telah menceritakan kepadaku, bahwa kisah itu terjadi dinegeri Rumawi, disebuah kota bernama Aphesus, atau disebut juga dengan nama Tharsus, Tetapi nama kota itu pada zaman dahulu ialah Aphesus(Aphese). Baru setelah Islam datang, kota itu berubah nama menjadi Tharsus (Tarse, sekarang terletak didalam wilayah Turki). Penduduk negri itu dahulunya mempunyai seorang raja yang baik. Setelah raja itu meninggal dunia, berita kematiannya didengar oleh seorang raja persia bernama Diqyanius. Ia seorang raja kafir yang amat congkak dan dzalim. Ia datang menyerbu negeri itu dengan kekuatan pasukannya, dan akhirnya berhasil menguasai kota Aphesus. Olehnya kota itu dijadikan ibukota kerajaan, lalu dibangunlah sebuah istana."
Pendeta Yahudi; "Jika engkau benar2 tahu, coba terangkan kepadaku bentuk istana itu, bagaimana serambi dan ruangan2nya?"
Ali bin Abi Thalib; "Hai saudara Yahudi, raja itu membangun istana yang sangat megah, terbuat batu marmar. Panjangnya satu farsakh(80 km) dan lebarnya pun satu farsakh. Pilar2nya yang berjumlah seribu buah, semuanya terbuat dari emas, dan lampu2 yang berjumlah seribu buah, juga semuanya terbuat dari emas. Lampu2 itu bergelantungan pada rantai2 yang terbuat perak. Tiap malam apinya dinyalakan dengan sejenis minyak yang harum baunya. Disebelah timur serambi dibuat lubang2 cahaya sebanyak seratus buah, demikian pula disebelah baratnya. Sehingga matahari sejak mulai terbit sampai terbenam selalu dapat menerangi serambi. Raja itupun membuat sebuah singgasana dari emas. Panjangnya 80 hasta dan lebarnya 40 hasta. Disebelah kanannya tersedia 80 buah kursi, semua terbuat dari emas. Disitulah para hulubalang kerajaan duduk. Disebelah kirinya juga tersedia 80 buah kursi terbuat dari emas, untuk duduk para pepatih dan penguasa2 tinggi lainnya. Raja duduk diatas singgasana dengan mengenakan mahkota diatas kepalanya."
Pendeta Yahudi; "Jika engkau benar2 tahu, coba terangkan kepadaku dari apakah mahkota itu dibuat?"
Ali bin Abi Thalib; "Hai saudara Yahudi, mahkota itu terbuat dari kepingan2 emas berkaki 9 buah, dan tiap kakinya bertaburan mutiara yang memantulkan cahaya laksana bintang2 menerangi kegelapan malam. Raja itu juga mempuyai 50 orang pelayan, terdiri dari anak2 para hulubalang. Semuanya memakai selempang dan baju sutera berwarna merah. Celana mereka juga terbuat dari sutera berwarna hijau. Semuanya dihas dengan gelang2 kaki yang sangat indah. Masing2 diberi tongkat terbuat dari emas. Mereka harus berdiri dibelakang raja. Selain mereka, raja juga mengangkat 6 orang, terdiri dari anak2 para cendekiawan, untuk dijadian menteri2 atau pembantu2nya. Raja tidak mengambil suatu keputusan apapun tanpa berunding lebih dulu dengan mereka. 6 orang pembantu itu selalu berada dikanan-kiri raja, 3 orang berdiri disebelah kanan dan yang 3 orang lainnya berdiri disebelah kiri."
Pendeta Yahudi; "Jika yang engkau katakan benar, coba sebutkan nama 6 orang yang menjadi pembantu2 raja itu?"
Ali bin Abi Thalib; "Hai saudara Yahudi, kekasihku Muhammad saw, menceritakan kepadaku, bahwa 3 orang yang berdiri disebelah kanan raja, masing2 bernama Tamlikha, Miksalmina, dan Mikhaslimina. Adapun 3 orang pembantu yang berdiri disebelah kiri, masing2 bernama Martelius, Casitius, dan Sidemius. Raja selalu berunding dengan mereka mengenai segaa urusan.

No comments: